Tradisi & 3 Amalan Nuzulul Quran yang Mustajab untuk Berdo’a

Nuzulul Quran sebenarnya sebuah tradisi yang diinisiasi oleh Buya Hamka Ketua MUI yang pertama, pada Presiden Sukarno. Amalan Nuzulul Quran salah satunya adalah mentadaburi Al Quran.

Buya Hamka seakan ingin menyatukan momen kemerdekaan 17 Agustus 1945, yang jatuh di bulan Ramadhan, dan momen Umat Islam Indonesia. Selanjutnya diambillah tanggal 17 Ramadhan untuk menyamakan momen tersebut.

3 Amalan Nuzulul Quran, Manfaatkan Waktu Mustajab Untuk Meningkatkan Beribadah Dan Berdoa

Nuzulul Quran sendiri berasal dari kata Nuzul yang secara harfiah artinya menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi. Sedangkan Quran dari kata Al Quran, kitab suci umat Islam.

Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan adalah peringatan turunnya wahyu pertama kali di Gua Hira ketika Rasulullah SAW berumur 41 tahun. Surah tersebut adalah Surat Al Alaq ayat 1 sampai 5.

Sejak saat itu, hingga Nabi wafat 23 tahun (tepatnya 22 tahun, 2 bulan, 22 hari) kemudian, Al Quran diturunkan secara bertahap. Seringnya, sesuai peristiwa yang mengiringinya, untuk memantapkan dan memperteguh dakwah Nabi.

Terdapat sejumlah mazhab mengenai proses turunnya Al Quran. Pertama, menurut Ibnu Abbas, Al Quran turun sekaligus ke Baitul Izzah (rumah di langit) untuk menunjukkan kepada malaikat keagungan malam ini.

Baru kemudian diturunkan secara bertahap kepada Nabi dengan perantaraan Malaikat Jibril. Pendapat lain dari Al-Syabi mengatakan Alquran diturunkan secara langsung dan bertahap dimulai pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.

Seperti firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 185:

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”

Pada zaman Nabi Muhammad SAW sendiri, turunnya Al Quran tidak diperingati. Peringatan ini murni budaya yang dibuat sebagai pengingat momen. Berikut amalan Nuzulul Quran dan badah sunah yang bisa dilakukan:

1. Membaca dan Tadabbur Al Quran Sebagai Amalan Nuzulul Quran

Amalan malam Nuzulul Quran yang pertama adalah tadabbur Al Quran yang secara sederhana artinya memperhatikan dan memahami ayat-ayatNya. Seperti firman Allah  SWT dalam surat An Nisa ayat 82,

Maka tidakkah mereka mentadabburi Alquran? Sekiranya (Alquran) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.”

Untuk dapat memahami, maka ada usaha yang dilakukan agar mengerti, yaitu dengan membaca artinya, juga kisah dibalik diturunkannya ayat tersebut.

Selanjutnya merenungi maksud ayat tersebut sampai pada sisi terjauhnya supaya hati dan pikiran terbuka akan pelajaran-pelajaran penting didalam Al-Qur’an.

Jadi tak hanya sekadar membaca, umat muslim juga wajib memahami dan menghayati apa yang dibacanya. Untuk selanjutnya diamalkan pada kehidupan sehari-hari.

Oleh karena di dalam Al Quran terkandung petunjuk, kebaikan, juga ilmu bagi kehidupan manusia di dunia juga akhirat kelak. Sesuai dengan arti nama Al Quran yang berarti petunjuk.

2. Sholat Malam

Amalan malam Nuzulul Quran lainnya adalah sholat malam, merupakan sebaik-baiknya sholat setelah sholat wajib, dan sesudah tidur malam, meski sebentar.

Salah satu shalat malam yang dapat dilakukan adalah sholat Tahajud, sholat sunnah dengan segudang banyak manfaat. Sholat tahajud dilakukan dengan dua rakaat salam dan jumlah rakaat tak terbatas, kamu bisa melakukannya sebanyak yang diinginkan.

Namun sebaik-baik amalan yaitu yang setiap hari dilakukan, meski sedikit. Sebagaimana sabda Rasulullah, sholat malam merupakan kebiasaan orang saleh dan bertakwa.

Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia pun dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, menghapus segala kesalahan dan mencegah dari perbuatan dosa.” (HR.Tirmidzi).

3. Doa Dan Zikir

Amalan saat Nuzulul Quran memperbanyak doa, senjata bagi orang yang beriman. Terlebih lagi di bulan Ramadhan, waktu terkabulnya doa, seperti sabda Rasulullah dalam hadits dari Jabir bin ‘Abdillah,

إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan doa maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar. Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid 10: 14 dengan perowi terpercaya, baca Jaami’ul Ahadits, 9: 224)

Doa merupakan upaya mendekatkan diri pada Sang Khalik, bentuk penghambaan yang tulus mengharapkan pertolonganNya dalam segala aspek kehidupan.

Selain mendapatkan pahala, setiap doa yang dipanjatkan akan diijabah (dikabulkan) dan dosa diampuni.

Amalan Nuzulul Qurandan ibadah sunnah sebenarnya merupakan amalan harian kaum muslimin dan muslimah. Momen Nuzulul Quran merupakan tradisi, namun waktu mustajab (doa pasti dikabulkan dalam waktu dekat), dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ibadah.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*