Wajib Lafalkan Bacaan Niat Puasa di Bulan Ramadhan dan Hukumnya
Ramadhan sudah tiba, waktunya umat Muslim untuk menjalankan ibadah puasa. Untuk menjalankan puasa, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan, salah satunya yaitu membaca niat puasa di bulan Ramadhan.
Sebagai syarat sah berpuasa, maka membaca niat merupakan hal yang wajib, sama seperti hukum puasa itu sendiri. Oleh karena itu, kamu tidak boleh melewatkannya, agar puasa yang dijalani memperoleh pahala.
Bacaan Niat Puasa di Bulan Ramadhan
Adapun waktu yang dianjurkan untuk membaca niat ialah mulai dari ba’da maghrib hingga terbitnya fajar (sebelum atau sesudah makan sahur). Pembacaannya sendiri boleh kamu lakukan secara lantang maupun di dalam hati.
Namun biasanya, imam masjid atau mushola akan menuntun para jama’ahnya untuk membaca niat puasa tersebut selepas salat tarawih. Berikut bacaan niat berpuasa yang umum:
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Latin:
Bismillahirrahmaannirrahiim
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā
Artinya:
“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”
Bagaimana Hukum Puasa Tanpa Membaca Niat?
Ada dua jenis niat berpuasa, yakni wajib dan sunnah. Dalam puasa sunnah, maka diperbolehkan tidak membaca niat pada malam harinya. Dengan catatan, puasa tersebut memang belum direncanakan sebelumnya.
Misalnya ada seseorang yang belum menyuap makanan dan meneguk minuman hingga waktu dhuha, kemudian ia baru berniat untuk berpuasa. Kondisi seperti ini diperbolehkan dan puasanya tetap sah.
Lain hal jika kamu sedang menjalankan puasa wajib, seperti qadha, puasa nazar, kafarat, maupun Ramadhan, maka niat adalah rukun puasa. Apabila melalaikannya, maka puasa yang kamu jalani menjadi tidak sah. Hukum ini berlandaskan pada keterangan di hadist berikut:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya:
“Barangsiapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ad-Daru Quthni dan Al-Baihaqi)
Meski puasa tanpa niat tersebut dianggap tidak sah, tetapi sebaiknya tetap lanjutkan berpuasa hingga waktu berbuka tiba. Hal ini sebagai bentuk penghormatan pada bulan suci Ramadhan.
Namun, di masa mendatang kamu tetap berkewajiban untuk mengganti atau mengqadha puasa tanpa niat tersebut. Pelaksanaannya sama seperti saat kamu tidak berpuasa, karena suatu halangan atau uzur syar’i.
Hukum Membaca Niat Puasa di Bulan Ramadhan untuk Sebulan Penuh
Beberapa waktu lalu sempat beredar di berbagai media mengenai bacaan niat puasa di awal Ramadhan untuk satu bulan penuh. Di bawah ini adalah bacaan niat pada awal bulan tersebut:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta’ala
Artinya:
“Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta’ala”.
Menurut Imam Malik, puasa Ramadhan merupakan rangkaian ibadah berturut-turut selama satu bulan penuh. Oleh karena itu, membaca niat sekaligus pada awal bulan diperbolehkan dengan tujuan sebagai langkah antisipasi.
Apabila saat pelaksanaan ada yang lupa untuk membaca niat, maka puasa yang dijalani tetap sah. Itu artinya, Mahzab Maliki tetap menganjurkan setiap Muslim untuk membaca niat berpuasa Ramadhan sesuai ketentuan di atas.
Mengenai niat puasauntuk satu bulan ini memang ada perbedaan pendapat antar keempat Mahzab. Namun, semua kembali lagi pada Mahzab mana yang kamu percayai, tanpa merendahkan atau memperolok kepercayaan lainnya. Lebih amannya, sebaiknya kamu memperbaiki atau mengulangi bacaan niat puasa di bulan Ramadhansetiap hari. Lagi pula tidak ada kerugian dan kesia-siaan dengan melakukan kebaikan, bukan?
Tinggalkan Balasan